“Kereta kuda hanya untuk para ratu dan penyihir.”
“Memangnya apa yang akan kamu lakukan jika aku menginginkannya?” kata Shioban sambil mendelik ke arah jin penjaga.
“Sekali tidak boleh tetap tidak boleh, nanti akan menyebabkan bencana!” Jin berkata dengan nada kasar pada Shioban.
“Aku ingin sekali naik kereta itu sama dengan yang lainnya, berjalan berkeliling kerajaan.”
“Kereta ini sudah ditakdirkan menjadi milik para Ratu dan Penyihir, rakyat jelata seperti kamu hanya ditakdirkan untuk mengabdi!.”
Shioban pergi meninggalkan jin penjaga kereta tertunduk lesu.
“Jin, kenapa si Shioban?” seorang penyihir datang dengan kereta kudanya.
“Dia mencoba memaksa untuk masuk kedalam kereta, pada hal dia tahu itu dilarang.”
“Kenapa tidak kau izinkan saja dia masuk?”
“Anda tidak tahu peraturannya ya?” jin memandang penyihir wanita yang baru datang tersebut.
“Maaf aku baru saja lulus menjadi penyihir jadi masih kurang paham aturan itu kenapa melarang rakyat biasa.”
“Maaf, aku tidak dapat menjelaskan aku hanya menjalankan tugas ku.” Jin kembali menjaga kereta kuda.
***
“Penjaga !” teriak seorang ratu yang terjatuh.
“Apa yang terjadi ratu? anda baik – baik saja ?” seorang jin datang dari istana.
“Shioban mengambil kereta ku dan membawanya lari, kejar dia! atau nanti kita akan celaka.”
“Anak keras kepala!” Jin kemudian terbang mengejar Shioban.”
***
“Yahhhoooo !!”
Ternyata asyik juga naik kereta berkeliling memandang pemandangan indah seperti ini, tapi kenapa aku dilarang untuk naik kereta kuda? aku kan sama seperti mereka sama – sama manusia.
Para Ratu dan Penyihir berkumpul di istana, cemas akan perbuatan Shioban yang seenaknya saja. Mereka hanya bisa pasrah menunggu takdir yang akan menimpa mereka.
***
Sementara itu terjadi kegaduhan di pasar, kereta kuda Shioban coba dihentikan jin dan lepas kendali menabrak para penjual dan dagangan mereka. Mendengar hal tersebut para ratu dan penyihir datang dan memarahi Shioban.
“Kan sudah kuperingatkan jangan naik kereta kuda, kacau balau jadinya” Jin melotot.
“Kamu itu kalau tidak bisa main, ya jangan main dong Shioban!” seorang ratu turut memarahi Shioban.
“Tapi kenapa aku tidak boleh?” Shioban menangis.
“Kan tadi sudah diatur perannya, Aku Nisa, Lala, Rurin, Nia yang jadi ratu dan penyihir, Wawan yang jadi jin. Kamu kan jadi rakyat biasa.”
“Sudah kamu pulang saja! jangan main dengan kami lagi.”
Shioban menangis dan berlari pulang kerumah.
hihihi, endingnya bagus! menyenangkan meskipun awalnya mau komen macam-macam 🙂
hehe begitulah, namanya juga anak2 semuanya bebas hehe 🙂
lucu.
kaya aku dong ya mak lucunya hehehe 🙂
hahaha sukaaaaa
aseeeeeekkkkk 🙂
ternyataaaa… twistnya ngena banget 🙂
hehe makasih mak 🙂
Eeh salah nyebut he he *maapkan ibu yg pikun ini ya nak Alex* he he .. *kirain punya Diah, gegara buka 4 sekaligus*
*sambilnangis mama jahat 🙂
hehehe peran anak2 lagi main luar biasa hehehe
anak2 lagi main peran nih he he, ide main perannya sama mbak 🙂
sebenernya udah ada beberapa yg mau ta tanyain.. Tapi ndak jadi, karena anak-anak ternyata lagi maen ya 😆
Seandainya…
alurnya dirapiin lagi, anak-anak yang lagi bermain peran itu akan jadi twist yang bagus 🙂
hehehe siap mak, rapiin alurnya 🙂
Pasti mau nanya masalh ratu sama jin kan mak? 🙂
iyaa hahaha… tapi anak2 mah bebasssssssssssss!! 😆
kacian si Shioban
banget kak, anak bawang
Shioban, jadi anak bawang… kasian !
Nasib jadi yg paling kecil 🙂
wah… dah baca serius… ternyata akhirnya… :d
hehehe jgn serius2 amat gan amat aja gak serius 🙂
hahahaha… lucu nih 😀
hehe lucu kaya aku ya mak? 🙂
banyak bener ratunya???
biasanya satu ratu satu kerajaan.. Hehee..
oya, -mu itu penulisannya dipisah atau disambung yah? sEmpat bbrapa kali nemu -mu tapi dipisah. krna sepahamku ya disambung..
…, rakyat jelata seperti mu … apa karena itu maksudnya seperti kamu? Hadeuh binun… (‘,’ )?
Kenapa ratunya banyak karena yg main anak2 hehe 🙂
hmm iya itu jga yg saya bingungkan, jadi itu disambung ya? atau diganti jadi kamu?
lah kepiye iki, podo-podo bingung..
klo diganti kamu udah pasti dipisah,. still binun.. XD
Mungkin lebih baik kita tanya si sulung 🙂
Hanya bermain peran ya?
Nggak pakai casting dulu ini kayanya..
Iya, yg datangnya telat dapat peran pinggiran mak 🙂
jiakaka. shioban main yuk !;))
Hmm kamu mau main sama aku? 🙂
Wkwkwkwk… 😀
Kayak Nobita
Namanya juga anak2 hehe 🙂
Lucu ceritanya 🙂 E tapi, ada yang sedikit ngeganjel di kalimat ini:
“Jin kenapa Shioban itu?”
Dlm kalimat tsb, seolah2 Shioban itu nama jabatan atau benda atau apalah ketimbang nama seseorang. Mungkin lebih kalau diperbaiki jadi “Jin, kenapa si Shioban?”
IMO 🙂
waah gitu ya, baiklah akan diperbaiki
makasih kaka pertama 🙂